1)
BERBAGAI FENOMENA DI INTERNET
a.
Plagiat dalam Internet
Plagiat adalah tindakan menyalin hasil
karya orang lain tanpa mencantumkan sumber asalnya. Plagiat adalah tindakan
yang sangat merugikan orang lain, terutama bagi orang yang bertindak sebagai
narasumber. Hasil karya yang telah susah payah ia bangun, dengan mudahnya
diakui sebagai milik orang lain. Tentunya orang yang melakukan tindakan plagiarisme
telah melanggar hak cipta orang lain.
Plagiat dalam internet merupakan tindakan
yang sudah tidak asing lagi untuk kita temui. Sebagai contoh, ketika kita
membaca sebuah artikel di suatu laman, kemudian kita membaca artikel dengan
judul yang sama di laman yang lain dan ternyata kedua laman tersebut memiliki
artikel yang sama persis, dapat disimpulkan bahwa dari contoh tersebut telah
terjadi suatu tindakan plagiarisme. Kita tidak tahu mana yang merupakan sumber
autentik, dan mana yang tidak. Contoh lain, banyak kita temui orang-orang
mengunggah kutipan puisi atau kata-kata untuk diunggah dalam media sosial
pribadinya tanpa mencantumkan nama penulis puisi atau sumber kutipan tersebut.
hal tersebut juga merupakan tindakan plagiarisme yang harus kita hindari. Selain
dapat merugikan orang lain, plagiat juga merupakan tindakan tidak menghargai
orang lain (dalam hal ini adalah narasumber).
b.
Online
Game
Kemajuan teknologi terutama internet telah
membawa banyak perubahan. Hal apapun dapat kita temui dalam internet, tidak
terkecuali permainan atau games. Permainan
tradisional telah tergantikan oleh online
game yang saat ini sedang digemari oleh semua orang, terutama anak remaja
bahkan anak kecil. Saat ini, online game bak
makanan sehari-hari. Tiada hari tanpa online
game. Online game yang saat ini
sedang digemari adalah Mobile Legend dan
PUBG. Online game saat ini tak ayal
seperti narkoba, dapat membuat ketagihan. Jika sedang bermain online game orang bisa lupa segala hal,
karena hal itu pula, saat ini orang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk
bermain game dan berpaku dengan layar
gadgetnya daripada bersosialisasi. Akibatnya,
mereka bisa menjadi orang yang egois atau selfish
karena melupakan cara bersosialisasi di dunia nyata. Selain itu, jika
dibiarkan, orang yang terlalu sering bermain online game dapat merusak kesehatannya. Hal ini dikarenakan paparan
radiasi yang dihasilkan oleh gadget dan
intensitas waktu bermain online game tersebut
dapat membahayakan kesehatan. Namun, online
game juga bukan merupakan tindakan yang perlu untuk dilarang atau
dihindarkan, online game dapat
menjadi sarana untuk me-refresh pikiran.
Hanya saja, kita perlu mengatur waktu saat kita bermain serta perlunya
menyeimbangkan kegiatan tersebut dengan kegiatan dalam dunia nyata.
c.
Online Buying
Online
buying adalah kegiatan dimana seseorang dapat dengan mudah membeli suatu
barang dari berbagai penjual di seluruh dunia hanya melalui internet. Biasanya,
para penjual online menjajakan dagangannya melalui website dengan tampilan yang didesain semenarik mungkin. Munculnya berbagai
e-commerce dengan segala kemudahan
& kepraktisan yang ditawarkan membuat orang saat ini lebih menyukai online buying. Selain itu, harga yang
ditawarkan biasanya akan jauh lebih murah dibanding harga yang tertera di counter. Sebagai contoh, saat ini
aplikasi Shopee sangat digemari oleh
masyarakat Indonesia. Hanya dengan bermodalkan gadget dan kuota internet, kita bisa mengakses berbagai barang dan
membelinya dengan mudah. Tiga langkah yang perlu diterapkan dalam melakukan online buying yaitu klik, bayar dan
tunggu. Klik atau tekan barang yang ingin Anda pesan, kemudian bayar sesuai
nominal yang tertera, dan selanjutnya Anda hanya perlu duduk manis di rumah dan
tunggu kurir mengantarkan pesanan Anda. Selain itu, ditambah dengan adanya mobile banking, internet banking, dan digital payment seperti OVO,
DANA, atau GO-PAY semakin mempermudah kegiatan transaksi online buying yang kita lakukan. Kita tidak perlu keluar rumah
untuk pergi ke ATM, hanya dengan gadget semua
bisa teratasi. Contoh lainnya yang sangat populer saat ini adalah kegiatan
memesan makanan, dan bahkan kegiatan berbelanja di supermarket semuanya dapat
dilakukan secara online melalui
aplikasi GO-JEK atau GRAB.
Walaupun nampaknya kegiatan online buying ini memiliki dampak yang
positif seperti hemat waktu, mudah, dan praktis, namun ternyata ada juga sisi
negatif dari kegiatan ini. Sisi negatif tersebut adalah munculnya rasa malas
(dengan kata lain mager) karena
terlalu terbuai dengan kepraktisan yang diberikan, selain itu tanpa disadari
jika kita terlalu sering melakukan online
buying tidak menutup kemungkinan kita bisa menjadi orang yang boros. Kita menjadi
boros karena terlalu tergiur oleh harga murah yang ditawarkan membuat kita dapat
dengan mudah melakukan transfer uang
apalagi jika kita memiliki aplikasi mobile
banking. Terlebih lagi bagi pengguna kartu kredit, kemungkinan nominal
pengeluaran per bulan akan membludak dikarenakan ketagihan online buying. Oleh karena itu, perlunya self-control yang lebih pada diri kita agar kita dapat menghindari
kecanduan online buying dan
meminimalisir dampak negatif yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.
d.
Cyberbullying
Cyberbullying
menurut Wikipedia adalah segala bentuk
kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman seusia mereka
melalui dunia maya atau internet. Seseorang dapat dikatakan mengalami cyberbullying apabila ia diejek, dihina,
diintimadasi, dipermalukan, atau hal lain yang bersifat negatif sehingga
berdampak pada aspek psikologis orang tersebut melalui media internet. Cyberbullying memiliki beragam bentuk,
seperti menyebar fitnah, mengolok-olok korban, menyebar ancaman, menggunggah
foto yang tidak pantas dan bertujuan untuk mempermalukan korban, bodyshaming, dll.
Cyberbullying merupakan hal yang sudah tidak asing lagi untuk kita temui
di dunia maya, terutama di aplikasi instagram. Munculnya akun-akun palsu tidak
bertanggung jawab di aplikasi instagram merupakan salah satu contohnya.
Biasanya akun-akun palsu tersebut tidak merasa bersalah dan bahkan tidak takut
ketika melakukan cyberbullying kepada
orang lain. Hal ini dikarenakan mereka berlindung dibalik identitas kabur dan
palsu yang mereka buat. Akun dengan nama aneh dijadikan sebagai tembok
berlindung dalam melakukan tindakannya (dalam hal ini cyberbullying). Akun tersebut dengan leluasa menghujat, mengolok-olok
orang lain, dan melakukan bentuk cyberbullying
lainya tanpa memikirkan akibat yang akan ditimbulkannya hanya karena ia
merasa sudah aman dengan penyamarannya tersebut. Penggunaan akun palsu untuk
melakukan cyberbulying kerap kali
ditemukan dalam kolom komentar postingan instagram para artis. Akun palsu
dengan sedikit atau bahkan tanpa followers
membanjiri kolom komentar dengan kata-kata pedas. Ketika akun tersebut
dibuka, biasanya akun tersebut tidak mencantumkan nama atau foto profil.
Cyberbullying merupakan tindakan yang sangat perlu untuk diperhatikan. Hal
ini dikarenakan tindakan tersebut dapat memicu berkurangnya atau bahkan
hilangnya kesejahteraan psikologis seseorang, terutama korban yang dijadikan
sebagai target tindakan tersebut. Mungkin, ada beberapa orang yang tidak
terlalu memikirkan cyberbullying sebagai
hal yang perlu untuk dipikirkan (dengan kata lain bersikap masa bodoh). Namun,
ada juga seseorang yang ketika mengalami cyberbullying,
ia benar-benar memikirkannya dan pada akhirnya berdampak buruk pada
kesejahteraan psikologisnya. Ketika orang tersebut mulai gelisah dan kehilangan
semangat hidupnya akibat tindakan tersebut, korban bisa saja mengalami depresi ataupun
kehilangan kepercayaan dirinya dan berakibat pada kehidupan nyata seperti
memiliki perasaan tidak diinginkan orang lain yang pada akhirnya dapat
menuntunnya pada kemungkinan paling buruk yaitu keinginan untuk bunuh diri.
Namun, saat ini nampaknya pemerintah telah
memberi perhatian lebih pada masalah cyberbullying
ini. Mulai digalakkannya UU ITE tentang Cyberbullying
menjadi solusi terbaik saat ini dan diharapkan ke depannya tindakan cyberbullying akan berkurang.
e.
Internet Addiction
Internet addiction atau kecanduan internet adalah kegiatan menghabiskan
banyak waktu dalam menggunakan internet yang ditandai dengan hilangnya kontrol dalam
penggunaannya sehingga dapat memberikan dampak psikologis bagi pecandunya. Kesenangan
yang ditawarkan oleh internet terkadang membuat orang melupakan kehidupan nyata
yang ia miliki. Orang menjadi lebih senang bersosialisasi di internet dibanding
di kehidupan aslinya. Internet tak ayal dijadikan kehidupan, sehingga banyak
waktu yang terbuang dalam menggunakan internet. Waktu yang seharusnya bisa
dipergunakan dengan baik, malah dibuang hanya untuk internet. Bahkan terkadang
waktu tidur di malam hari dapat berkurang hanya karena penggunaan internet yang
berlebihan. Fenomena yang terjadi saat ini di Indonesia adalah ternyata menurut
APJII (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia) 75,50% pengguna internet di
Indonesia berusia 13-18 tahun. Hal ini tentunya menjadi perhatian banyak pihak
karena internet ternyata saat ini telah melanda usia remaja bahkan anak-anak.
Selain itu, pada bulan Januari 2018 KPAI sudah membuka layanan pengaduan bagi
anak yang diduga kecandan gawai. Padahal baru dua hari setelah layanan tersebut
dibuka, KPAI sudah menerima 10 laporan orang tua mengenai anak mereka yang
kecanduan gawai. Indonesia saat ini dapat dikatakan darurat kecanduan internet,
dikhawatirkan anak-anak yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa malah
dirusak oleh kecanduan internet. Oleh karena itu, perlunya pengawasan orang tua
dalam menyikapi masalah ini. Orang tua diharapkan lebih memperhatikan anak
mereka dalam menggunakan internet. Namun, sebagai orang tua juga jangan sampai
melarang anaknya menggunakan internet. Bagaimanapun, internet merupakan bagian
kecil dari kehidupan saat ini sebagai akibat dari kemajuan internet dan era
globalisasi, namun jangan jadikan internet sebagai sumber kehidupan. Internet dapat
menjadi ladang tumbuh kembang yang baik jika waktu penggunaannya diperhatikan
serta diimbangi dengan kehidupan nyata.
2)
DAMPAK POSITIF & NEGATIF
INTERNET DARI SISI PSIKOLOGIS
Internet
memiliki dampak psikologis baik itu positif maupun negatif tergantung pada
pengguna internet tersebut. Dampak tersebut antara lain :
Dampak positif internet dari sisi
psikologis :
1.
Menambah teman. Internet menghubungkan
berbagai orang di belahan dunia mana pun serta membantu mereka untuk menjadi
lebih peka terhadap perbedaan budaya.
Tidak mengherankan jika kita bisa memiliki banyak teman dari seluruh dunia
hanya melalui internet.
Anak-anak dan remaja juga mampu untuk tetap dapat saling berhubungan atau
membina hubungan kembali dengan teman-teman masa lalu yang mungkin telah lama
tidak bertemu atau berpisah jauh.
2.
Pada perkembangan moral. Sebagai contoh,
beberapa
aksi kemanusiaan dalam menghadapi peristiwa-peristiwa besar seperti bencana
alam dapat diakses langsung oleh masyarakat luas melalui internet. Aksi
tersebut sering memicu tumbuhnya solidaritas untuk merasakan bahkan membantu
individu lain yang sedang tertimpa musibah.
3.
Perkembangan
intelegensi. Segala pengetahuan berikut penjelasannya dapat dengan mudah
diakses melalui internet. Internet dapat menjadi sarana pembelajaran yang baik,
seperti laman Ruangguru.com. Metode e-learning
saat ini merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk mengimbangi era
globalisasi.
4.
Mengembangkan
identitas diri. Anak dan remaja dapat berbagi minat dengan anak lain, bergabung
dengan suatu kelompok baru, mengembangkan kemandirian, terlibat dalam ekspresi
diri yang positif dengan personalisasi halaman profil dan kemudian
berpartisipasi dalam diskusi tentang topik-topik yang menarik bagi mereka.
Hal-hal tersebut sangat dibutuhkan dalam membangun sense of identity pada diri
setiap anak.
5.
Pembentukan
self-esteem. Internet terutama media
sosial dapat membantu seseorang untuk membangun rasa percaya diri dan harga
dirinya.
6.
Battling
Depression.
Adanya dukungan sosial juga dapat sangat membantu anak, khususnya remaja, untuk
mengatasi depresi yang dialaminya.
Dampak negatif internet dari sisi psikologis :
Dampak negatif internet dari sisi psikologis :
1.
Adanya kemungkinan mengalami gangguan
kesehatan mental yang buruk karena penggunaan media sosial yang berlebihan. Terutama
dalam kasus cyberbullying, jika tidak
ditangani dengan baik korban cyberbullying
dapat kehilangan kepercayaan diri, mengembangkan rasa penolakan oleh orang
lain, mengasingkan diri dari lingkungan sosial, stress, depresi atau bahkan
memiliki keinginan untuk bunuh diri. Selain itu, munculnya rasa tidak pernah
puas karena orang cenderung membandingkan kehidupan miliknya dengan kehidupan
milik orang lain yang tampak bahagia pada media sosial. Hal ini akan nantinya
akan membawa perasaan rendah diri, tidak optimis, kurang bahagia, bahkan
minder.
2.
Rentan mengalami gangguan perkembangan
fisik. Hal yang tidak asing lagi bahwa penggunaan gawai terlalu lama dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan seperti merusak kesehatan mata, leher, tulang belakang, serta obesitas. Selain itu, radiasi yang
dihasilkan dari gawai juga dapat menyebabkan kanker otak.
3.
Pada perkembangan intelegensi, teknologi internet berdampak pada penalaran
kritis. Karena hampir semua informasi telah tersedia sehingga anak-anak pun
menjadi kurang terampil dan cenderung berkonsentrasi hanya pada satu hal untuk
jangka waktu yang lama. Hal ini akan menyulitkan anak-anak untuk memecahkan
masalah yang membutuhkan waktu pendek dan kompleks.
4.
Pada perkembangan moral terjadi karena
pemaparan pada situs-situs yang banyak mengandung unsur pornografi dan
kekerasan. Banyak kasus tentang kekerasan dan kejahatan seksual pada anak yang
baik pelaku maupun korbannya adalah anak-anak dan remaja akibat beredarnya
berbagai situs internet yang tidak dikontrol baik oleh para orangtua maupun
orang dewasa lain yang bertanggungjawab terhadap pendidikan anak di Indonesia. Dampak
negatif dalam perkembangan moral juga dapat terjadi karena adanya kesempatan
untuk mengunduh isi situs tanpa ijin. Tidak sedikit orangtua yang mengajarkan
anak-anaknya untuk tidak mencuri bahkan mungkin memberikan hukuman bila
ketahuan anaknya mencuri. Namun bila hal tersebut dilakukan dengan perangkat
teknologi, misalnya mengunduh secara illegal baik lagu maupun film dengan
berbagai cara, maka hukuman pun tidak diberikan.
5.
Kecanduan internet. Terlalu sering
mengakses internet dapat mengakibatkan seseorang menjadi pecandu internet dan
pada akhirnya akan mengganggu kehidupan nyata yang seharusnya dijalani.
6.
Antisosial. Media sosial dapat mengubah
kepribadian seseorang menjadi antisosial. Mereka asik dengan dunianya sendiri,
hingga lupa untuk bersosialisasi di dunia nyata
7.
Rentan mengalami insomnia. Terlalu asik
berselancar di internet, kadang membuat orang lupa segala hal. Bahkan waktu
tidur sekalipun yang seharusnya penting, menjadi berkurang karena hal tersebut.
sumber :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Intimidasi_dunia_maya
http://andespsikologi.blogspot.com/2014/04/dampak-psikologis-teknologi-internet.html